Total Tayangan Halaman

Kamis, 04 Maret 2010

Tempat Yang Tak Tergantikan


sebenarnya ini bukan tulisan saya, tapi hasil copas dari milist yang saya ikuti. cukup mengharukan dan jadi bahan renungan untuk bersyukur akan nikmat2 yang ALLAH berikan.
selamat membaca :-)

Empat tahun yang lalu, kecelakaan telah merenggut orang yang kukasihi,
sering aku bertanya-tanya, bagaimana keadaan istri saya sekarang di alam
surgawi, baik-baik sajakah?


Dia pasti sangat sedih karena sudah meninggalkan seorang suami yang tidak
mampu mengurus rumah dan seorang anak yang masih begitu kecil. Begitulah
yang kurasakan, karena selama ini saya merasa bahwa saya telah gagal,
tidak bisa memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani anak saya , dan gagal
untuk menjadi ayah dan ibu untuk anak saya . Pada suatu hari, ada urusan
penting di tempat kerja, aku harus segera berangkat ke kantor, anak saya
masih tertidur. Ohhh... aku harus menyediakan makan untuknya.


Karena masih ada sisa nasi, jadi aku menggoreng telur untuk dia makan.


Setelah memberitahu anak saya yang masih mengantuk, kemudian aku bergegas
berangkat ke tempat kerja.


Peran ganda yang kujalani, membuat energiku benar-benar terkuras.


Suatu hari ketika aku pulang kerja aku merasa sangat lelah, setelah
bekerja sepanjang hari. Hanya sekilas aku memeluk dan mencium anakku, saya
langsung masuk ke kamar tidur, dan melewatkan makan malam. Namun, ketika
aku merebahkan badan ke tempat tidur dengan maksud untuk tidur sejenak
menghilangkan kepenatan, tiba-tiba saya merasa ada sesuatu yang pecah dan
tumpah seperti cairan hangat! Aku membuka selimut dan..... disanalah
sumber 'masalah'nya ... sebuah mangkuk yang pecah dengan mie instan yang
berantakan diseprai dan selimut!


Oh...Tuhan! Aku begitu marah, aku mengambil gantungan pakaian, dan
langsung menghujani anak saya yang sedang gembira bermain dengan
mainannya, dengan pukulan-pukulan!


Dia hanya menangis, sedikitpun tidak meminta belas kasihan, dia hanya
memberi penjelasan singkat :


"Dad, tadi aku merasa lapar dan tidak ada lagi sisa nasi. Tapi ayah belum
pulang, jadi aku ingin memasak mie instan. Aku ingat, ayah pernah
mengatakan untuk tidak menyentuh atau menggunakan kompor gas tanpa ada
orang dewasa di sekitar, maka aku menyalakan mesin air minum ini dan
menggunakan air panas untuk memasak mie. Satu untuk ayah dan yang satu
lagi untuk saya .. Karena aku takut mie'nya akan menjadi dingin, jadi aku
menyimpannya di bawah selimut supaya tetap hangat sampai ayah pulang. Tapi
aku lupa untuk mengingatkan ayah karena aku sedang bermain dengan mainan
saya ...


Saya minta maaf Dad ... "


Seketika, air mata mulai mengalir di pipiku ... tetapi, saya tidak ingin
anak saya melihat ayahnya menangis maka aku berlari ke kamar mandi dan
menangis dengan menyalakan shower di kamar mandi untuk menutupi suara
tangis saya .


Setelah beberapa lama, aku hampiri anak saya , memeluknya dengan erat dan
memberikan obat kepadanya atas luka bekas pukulan dipantatnya, lalu aku
membujuknya untuk tidur.


Kemudian aku membersihkan kotoran tumpahan mie di tempat tidur.


Ketika semuanya sudah selesai dan lewat tengah malam, aku melewati kamar
anakku, dan melihat anakku masih menangis, bukan karena rasa sakit di
pantatnya, tapi karena dia sedang melihat foto mommy yang dikasihinya.


Satu tahun berlalu sejak kejadian itu, saya mencoba, dalam periode ini,
untuk memusatkan perhatian dengan memberinya kasih saya ng seorang ayah dan
juga kasih saya ng seorang ibu, serta memperhatikan semua kebutuhannya.


Tanpa terasa, anakku sudah berumur tujuh tahun, dan akan lulus dari Taman
Kanak-kanak. Untungnya, insiden yang terjadi tidak meninggalkan kenangan
buruk di masa kecilnya dan dia sudah tumbuh dewasa dengan bahagia.


Namun... belum lama, aku sudah memukul anakku lagi, saya benar-benar
menyesal....


Guru Taman Kanak-kanaknya memanggilku dan memberitahukan bahwa anak saya
absen dari sekolah. Aku pulang kerumah lebih awal dari kantor, aku
berharap dia bisa menjelaskan.


Tapi ia tidak ada dirumah, aku pergi mencari di sekitar rumah kami,
memangil-manggil namanya dan akhirnya menemukan dirinya di sebuah toko
alat tulis, sedang bermain komputer game dengan gembira. Aku marah,
membawanya pulang dan menghujaninya dengan pukulan-pukulan.


Dia diam saja lalu mengatakan, "Aku minta maaf, Dad".


Selang beberapa lama aku selidiki, ternyata ia absen dari acara
"pertunjukan bakat" yang diadakan oleh sekolah, karena yang diundang
adalah siswa dengan ibunya.


Dan itulah alasan ketidak hadirannya karena ia tidak punya ibu.....


Beberapa hari setelah penghukuman dengan pukulan rotan, anakku pulang ke
rumah memberitahu saya , bahwa disekolahnya mulai diajarkan cara membaca
dan menulis.


Sejak saat itu, anakku lebih banyak mengurung diri dikamarnya untuk
berlatih menulis, yang saya yakin, jika istri saya masih ada dan
melihatnya ia akan merasa bangga,


tentu saja dia membuat saya bangga juga!


Waktu berlalu dengan begitu cepat, satu tahun telah lewat. Saat ini musim
dingin, dan Tahun Baru telah tiba.


Semangat Tahun Baru ada dimana-mana juga di hati setiap orang yg lalu
lalang...


Suara terompet dan bunyi kembang api yg menyala di angkasa terdengar
diseluruh pelosok jalan .... tapi astaga, anakku membuat masalah lagi..


Ketika aku sedang menyelesaikan pekerjaan di hari-hari terakhir kerja,
tiba-tiba kantor pos menelpon. Karena pengiriman surat sedang mengalami
puncaknya, tukang pos juga sedang sibuk-sibuknya, suasana hati mereka pun
jadi kurang bagus.


Mereka menelpon saya dengan marah-marah, untuk memberitahu bahwa anak saya
telah mengirim beberapa surat tanpa alamat.


Walaupun saya sudah berjanji untuk tidak pernah memukul anak saya lagi,
tetapi saya tidak bisa menahan diri untuk tidak memukulnya lagi, karena
saya merasa bahwa anak ini sudah benar-benar keterlaluan.


Tapi sekali lagi, seperti sebelumnya, dia meminta maaf : "Maaf, Dad".
Tidak ada tambahan satu kata pun untuk menjelaskan alasannya melakukan
itu.


Setelah itu saya pergi ke kantor pos untuk mengambil surat-surat tanpa
alamat tersebut lalu pulang.


Sesampai di rumah, dengan marah saya mendorong anak saya ke sudut
mempertanyakan kepadanya, perbuatan konyol apalagi ini?


Apa yang ada dikepalanya?


Jawabannya, di tengah isak-tangisnya, adalah : "Surat-surat itu untuk
mommy.....".


Tiba-tiba mataku berkaca-kaca. .... tapi aku mencoba mengendalikan emosi
dan terus bertanya kepadanya:


"Tapi kenapa kamu memposkan begitu banyak surat-surat, pada waktu yg
sama?"


Jawaban anakku itu : "Aku telah menulis surat buat mommy untuk waktu yang
lama, tapi setiap kali aku mau menjangkau kotak pos itu, terlalu tinggi
bagiku, sehingga aku tidak dapat memposkan surat-suratku.


Tapi baru-baru ini, ketika aku kembali ke kotak pos, aku bisa mencapai
kotak itu dan aku mengirimkannya sekaligus".


Setelah mendengar penjelasannya ini, aku kehilangan kata-kata, aku
bingung, tidak tahu apa yang harus aku lakukan, dan apa yang harus aku
katakan ....


Aku bilang pada anakku, "Nak, mommy sudah berada di surga, jadi untuk
selanjutnya, jika kamu hendak menuliskan sesuatu untuk mommy, cukup dengan
membakar surat tersebut maka surat akan sampai kepada mommy.


Setelah mendengar hal ini, anakku jadi lebih tenang, dan segera setelah
itu, ia bisa tidur dengan nyenyak.


Saya berjanji akan membakar surat-surat atas namanya, jadi saya membawa
surat-surat tersebut ke luar, tapi.... saya jadi penasaran untuk tidak
membuka surat tersebut sebelum mereka berubah menjadi abu.


Dan salah satu dari isi surat-suratnya membuat hati saya hancur......


'Mommy sayang',


Saya sangat merindukanmu! Hari ini, ada sebuah acara 'Pertunjukan Bakat'
di sekolah, dan mengundang semua ibu untuk hadir di pertunjukan tersebut.


Tapi kamu tidak ada, jadi saya tidak ingin menghadirinya juga.


Aku tidak memberitahu ayah tentang hal ini karena aku takut ayah akan
mulai menangis dan merindukanmu lagi. Saat itu untuk menyembunyikan
kesedihan, aku duduk di depan komputer dan mulai bermain game di salah
satu toko. Ayah keliling-keliling mencari saya , setelah menemukanku ayah
marah, dan aku hanya bisa diam, ayah memukul aku, tetapi aku tidak
menceritakan alasan yang sebenarnya.


Mommy, setiap hari saya melihat ayah merindukanmu, setiap kali dia
teringat padamu, ia begitu sedih dan sering bersembunyi dan menangis di
kamarnya. Saya pikir kita berdua amat sangat merindukanmu. Terlalu berat
untuk kita berdua, saya rasa.


Tapi mom, aku mulai melupakan wajahmu. Bisakah mommy muncul dalam mimpiku
sehingga saya dapat melihat wajahmu dan ingat anda? Temanku bilang jika
kau tertidur dengan foto orang yang kamu rindukan, maka kamu akan melihat
orang tersebut dalam mimpimu.


Tapi mommy, mengapa engkau tak pernah muncul?


Setelah membaca surat itu, tangisku tidak bisa berhenti karena saya tidak
pernah bisa menggantikan kesenjangan yang tak dapat digantikan semenjak
ditinggalkan oleh istri saya ....


Untuk para suami, yang telah dianugerahi seorang istri yang baik, yang
penuh kasih terhadap anak-anakmu selalu berterima-kasihlah setiap hari
padanya.


Dia telah rela menghabiskan sisa umurnya untuk menemani hidupmu,
membantumu, mendukungmu, memanjakanmu dan selalu setia menunggumu, menjaga
dan menyayangi dirimu dan anak-anakmu.


Hargailah keberadaannya, kasihilah dan cintailah dia sepanjang hidupmu
dengan segala kekurangan dan kelebihannya, karena apabila engkau telah
kehilangan dia, tidak ada emas permata, intan berlian yg bisa menggantikan
posisinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar